Rabu, 26 Januari 2011

Penelitian Tindakan

PEMBIMBINGAN GURU DALAM PEMBUATAN
LEMBARAN KERJA (JOB-SHEET)
DENGAN PENDEKATAN LATIHAN TERBIMBING PADA SMK BINAAN
DI KOTA PADANG
oleh:Ar Azmi



ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk:(1) mengetahui terjadinya peningkatan kemampuan guru dalam pembuatan Lembaran Kerja (Job-sheet) jika dilakukan dengan model Latihan Terbimbing, (2) mengungkap kendala-kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan latihan terbimbing. Metode penelitian yang digunakan adalah menganut model penelitian tindakan dengan empat tahap, dimulai dari perencanaan sampai dengan 3 siklus. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara. Analisis data dilakukan sejak penelitian berlangsung yakni ketika kegiatan refleksi dengan cara membayangkan kembali peristiwa yang terjadi dengan melibatkan seluruh subjek tindakan dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; guru dalam kegiatan latihan, bekerja secara aktif dan mandiri pada batas waktu yang ditentukan dalam satu kali tindakan, terjadi peningkatan kemampuan dalam pengembangan bahan ajar berupa lembaran kerja (job-sheet) yang akan digunakan pada pelajaran praktek.

Kata Kunci
Lembar Kerja (Job-Sheet), Latihan Terbimbing

PENDAHULUAN

Menciptakan lulusan SMK yang siap pakai, SMK memiliki sarana prasarana bengkel yang memadai, alat Bantu proses pembelajaran praktek juga dipenuhi. Tidak kalah pentingnya peranan guru mata pelajaran praktek perlu ditingkatkan pengetahuannya. Guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah kerja. Dalam memberikan penjelasan, guru dibantu dengan lembar kerja (job-sheet) yang berfungsi sebagai penuntun praktek, sehingga setelah penjelasan langkah kerja, siswa tidak menemui kendala yang berarti.
Di lapangan; adanya guru (instruktur) belum optimal membimbing siswa dalam bekerja, hal ini lebih disebabkan adanya guru kurang persiapan dalam melaksanakan kegiatan praktek dapat dilihat, tidak adanya lembaran kerja ketika belajar praktek dilaksanankan, kalaupun ada tapi belum dapat dipakai secara optimal, indikasinya adalah; terlalu sering dan banyak siswa menanyakan poin-poin didalam lembar Lembaran Kerja, ketika praktek di laksanakan.
Perlu kita ketahui bahwa, proses belajar mengajar harus menyiapkan bahan ajar dan alat bantu pembelajaran praktek, lembaran kerja (Job-sheet) yang jelas dan dimengerti siswa, kebanyakan lembaran kerja kurang jelas gambar kerjanya, kurang ter-arah langkah kerjanya. Lebih parah lagi, guru ketika praktek, terlebih dahulu menggambar benda kerja di papan tulis, sehingga berakibat kerugian pada anak, karena waktu kegiatan praktek telah ter-sita untuk membuat gambar kerja. Seharusnya guru tau dengan kegunaan lembaran kerja, karena guru terbantu dalam membimbing siswa melakukan pekerjaan, melalui lembaran kerja para guru dapat menjelaskan langkah-langkah kerja lebih ter-arah tanpa menggambarkan benda dsi papan-tulis.
Mewujudkan guru memiliki kemampuan dalam pembuatan lembaran kerja, maka dicoba melakukan pembinaan dalam pembuatan lembaran kerja dengan pendekatan Latihan Terbimbing kepada beberapa guru yang mengajar praktek pada SMK binaan di kota Padang
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah pendekatan Latihan terbimbing dapat meningkatkan kompetensi pembuatan Lembaran Kerja (Job-sheet) terhadap guru Sekolah Menengah Kejuruan ?


Tujuan Penelitian

1. Dengan model latihan terbimbing, guru merasa ada peningkatan kemampuannya dalam pembuatan Lembaran Kerja (job-sheet),
2. Kendala-kendala apa saja yang ditemukan dalam pelaksanaan latihan terbimbing.


KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Job-sheet

Lembaran Kerja (job-sheet) adalah; lembar pekerjaan yang memiliki gambar kerja sebagai materi yang akan dipraktekkan dan dibarengi langkah-langkah kerja operasional serta dilengkapi lembar evaluasi hasil praktek siswa.
Lembaran Kerja berfungsi sebagai pedoman; pelaksanaan kegiatan pembelajaran praktek di laboratorium, dan lembaran kerja juga dilengkapi dengan lembar evaluasi hasil kerja siswa, Edy Supriadi dkk (1997) mengatakan fungsi Lembaran Kerja sebagai berikut: 1). Pedoman bagi guru mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, 2) Pedoman bagi siswa dalam proses pembelajaran praktek, 3) Sebagai alat evaluasi pencapaian/ penguasaan hasil latihan.

Didalam pembuatan lembaran kerja (Job-sheet), ditulis dengan bahasa yang baku, jelas, sederhana, komunikatif dan mudah dipahami oleh siswa. Menggunakan notasi-notasi dan istilah-istilah yang lazim dan banyak digunakan dilingkungan sekolah/dunia kerja. Untuk mudah memahami lembaran kerja dilengkapi dengan ilustrasi gambar, secara visual memberikan gambaran nyata tentang substansi yang dipraktek-kan.

Latihan Terbimbing

Latihan terbimbing bertujuan agar yang dibimbing dapat melatih diri secara aktif. Keaktifan latihan dan dilakukan secara berulang-ulang sangatlah diperlukan dalam mencapai tujuan yang maksimal.
Hilgard & Bower, 1975 dalam Syah, (2004:213), bahwa; latihan dianggap sangat penting, karena menurut Low of exercise (hukum latihan), semakin sering sebuah perilaku dilatih atau digunakan maka akan semakin mantap eksistensi perilaku tersebut, beberapa prinsip pokok yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan latihan, diantaranya; 1) Latihan itu harus selalu didahului atau diselingi dengan penjelasan, 2) Latihan tidak membosankan, 3) Latihan harus menarik perhatian dan minat serta menumbuhkan motivasi untuk berpikir.
Latihan Terbimbing dilakukan dengan berkelompok, tiap kelompok maksimal 20 orang, namun didalam pembinaan terhadap guru sebaiknya satu kelompok tidak lebih dari 4 orang, jika terlalu banyak guru, pembinaan akan kurang efektif, karena pengamatan terhadap guru yang banyak akan memerlukan waktu pengamatan yang lebih lama.
Tiap individu dalam kelompok secara mandiri menyelesaikan tugas dengan diaktifkan dan dibimbing oleh pembimbing. Latihan terbimbing bertujuan supaya para guru melatih diri secara aktif. Perhatian pembimbing khusus diarahkan pada proses latihan atau proses penyelesaian tugas. Kesalahan-kesalahan segera dikoreksi dan dicegah untuk selanjutnya tidak terulang lagi.
Hambatan pencapaian tujuan latihan ialah kebiasaan peserta, bersifat pasif dalam mengikuti suatu kegiatan latihan. Tjipto Utomo dalam bukunya ” Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan” halaman 203, mengatakan penyebap kepasifan adalah; 1) persiapan peserta latihan tidak memadai, 2) kurang pengalaman metoda, 3) cara kerja, 4) segan pada pembimbing latihan, 5) belum terbiasa untuk bersikap aktif.
Mencegah kepasifan, peserta latihan diaktifkan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut; 1) mengarahkan latihan terbimbing untuk melakukan latihan adalah peserta, 2) memberikan metoda yang dapat membantu, 3) memberikan dorongan (motivasi), 4) berikan umpan balik .
Ketika kegiatan latihan sedang berlangsung, bila terjadi kesalahan maka pembimbing melakukan koreksi dan tindakan-tindakan perbaikan, tindakan perbaikan diprioritaskan padakesalahan metoda atau kesalahan sistematis dalam cara kerja penyelesaian tugas, atau tergantung pada kesalahan yang diamati dan penyebab kesalahan itu terjadi. Kesalahan dapat disebabkan oleh cara kerja yang kurang tepat, jika hal ini terjadi maka; cara kerja ini harus dibicarakan terus menerus. Jika peserta latihan tidak lagi membuat kesalahan, maka latihan tidak perlu dilanjutkan lagi.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan dalam tiga siklus, siklus I pada hari Selasa, 31 Juli 2007, jam 10.30 – 12.00, bertempat diruang guru SMK Taruna 2, jalan Pattimura Padang; Siklus II, Selasa 7 Agustus 2007, jam 14.00 – 16.00, juga diruang guru SMK Taruna 2. Siklus III, dilaksanakan di dua tempat , masing-masing dilakukan untuk dua orang subjek, yakni; di SMK Merdeka, Jalan Andalas Baru Padang, dilakukan hari Jum’at , 17 Agustus 2007, jam 09.00 – 10.30, dan ruang pengawas Diknas kota Padang, dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 28 Agustus 2007, jam 12.30 – 14.00.
Seperti yang ytelah dijelaskan diatas, prosedur penelitian tindakan yang digunakan berbentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dalam tiga kali siklus, satu siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Asumsinya, pada siklus pertama dan kedua evaluasi keberhasilan penerapan model (latihan terbimbing) belum dapat memperlihatkan perubahan tingkah laku subjek sebagai akibat penerapan latihan terbimbing.
Kegiatang yang dilakukan untuk setiap siklus meliputi, a) rencana, b) tindakan, c) observasi, dan d) refleksi. Adapun kegiatan yang dilakukan diantaranya:

1. Perencanaan
Menyiapkan contoh-contoh Lembaran Kerja (job-sheet) yang dijelaskan pada peserta latihan (guru), guru membawa lembaran kerja awal latihan , dan melakukan diskusi setelah latihan dilaksanakan.

2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, peneliti menagih lembaran kerja yang dianjurkan dibawa sebelumnya, untuk dikoreksi dan selanjutnya diberikan penjelasan-penjelasan dan petunjuk yang diperlukan dalam pembuatan lembaran kerja, dan dilanjutkan dengan kegiatan latihan dengan bimbingan peneliti sekaligus mencatat jalannya proses latihan sesuai dengan objek penelitian, yang digunakan sebagai bahan renungan dalam refleksi.
3. Refleksi
Refleksi dilakukan secara kolaboratifantara subjek (guru0 dengan peneliti, hasil pengamatan berupa catatan-catatan , dibicarakan dalam diskusi guna menemukan dan merekomendasikeaktifan guruyang bersangkutan, serta untuk mendapatkan dasar bagi perbaikan rencana tindakan selanjutnya (revisi gagasan umum).

4. Tindak Lanjut
Hasil refleksi digunakan untuk menyusun rencana perbaikan siklus berikutnya, demikian seterusnya sampai tujuan yang telah dirumuskan tercapai, capaian tujuan diantaranya; masing-masing peserta (guru) telah melaksanakan kegiatan secara aktif dan menghasilkan pekerjaan tidak menemui kesalahan-kesalahan yang berarti.


Hasil Penelitian

Siklus I :
Pada siklus pertama, yang diharapkan adalah: 1). Guru memiliki persiapan latihan, 2). Guru melakukan kegiatan latihan secara aktif, 3). Hasil lembaran kerja (job-sheet) yang dibuat guru jelas dan dimengerti jika dibaca. Hasil pengamatan diperoleh: dari empat orang peserta, dua orang diantaranya tidak membawa lembaran kerja (job-sheet), artinya ada separoh peserta yang tidak lembaran keja yang telah dianjurkan.Hasil koreksi awal terhadap lembaran kerka peserta yang ada, kesalahan ditemukan; tidak adanya keterangan gambar yang dicantumkan pada pada gambar kerja, dan hasil pengamatan selanjutnya ada satu orang peserta yang tidak aktifmelakukan latihan pembuatan lembaran kerja. Jadi dari hasil yang didapat pada pengamatan siklus pertama dapat disimpulkan bahwa: peserta (guru)belum memiliki persiapan dalam mengikuti latihan dan guru belum membuat lembaran kerja dengan benar, hal ini dapat ditemui kesalahan-kesalahandalam penulisan lembaran kerjayang dibuat, dan adanya guru yang tidak melakukan kegiatan secara aktif. Berdasarkan pengamatan, dan koreksi kegiatan latihan seperti: persiapan guru, kemampuan guru dalam pembuatanlembaran kerja, ada beberapa refleksi yang perlu dilakukan: (a) memberi penegasan pada peserta (guru) bahwa hasil latihan siklus ini dibawa pada siklus berikutnya, (b) menganjurkan kepada setiap guru untuk menjadikan tugas terhadap lembaran kerja yang belum siap diselesaikan atau dilakukan diluar jam latihan atau dalam bentuk tugas rumah.


Siklus II :
Pada siklus kedua, yang diharapkan adalah: 1). Guru memiliki persiapan latihan, 2). Guru melakukan kegiatan latihan secara aktif, 3). Hasil lembaran kerja (job-sheet) yang dibuat guru jelas dan dimengerti jika dibaca. Dilihat dari jumlah guru yang membawa lembaran kerja (job-sheet) hasil pekerjaan dirumah telah berjumlah tiga orang, masih terdapat satu orang yang belum membawa hasil karyanya, artinya kesadaran gurutelah menunjukkan peningkatan untuk dapat membawa hasil kerja pada tahap sebelumnya. Hasil koreksi kedua terhadap lembaran kerja peserta, tidak ditemui banyak kesalahan, telah ada dituliskan keterangan gambaran dan lembaran kera tersebut telah memiliki lembar penilaian, namun masih ditemui kesalahan, kesalahan ditemui pada langkah kerja kurang singkron dengan gambar kerja yang disajikan, untuk keaktifan, guru telah melakukan latihan semuanyadengan aktif dan mandiri. Jadi dari hasil yang didapat pada pengamatan siklus kedua, disimpulkan bahwa: peserta (guru) telah memiliki persiapan dalam mengikuti laitihan, hal ini dapat dilihat pada siklus ini hanya satu orang yang tidak membawa lembaran kerja yang dibuat pada siklus sebelumnya, dan dari yang telah membawa hasil pekerjaan siklus sebelumnya dapat dikatakan bahwa gurutelah membuat lembaran kerja dengan benar, hal ini dapat dilihat dalam lembaran kerja guru, keterangan gambarnya telah jelas, dan tidak ditemui kesalahan-kesalahan yang berarti, serta pada siklus ini guru telah semuanya melakukan latihan secara aktif dan mandiri. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penulisan lembaran kerja pada tahap berikutnya tindakan yang dilakukan adalah: memberikan penjelasan secara terus menerus dan mengupayakan melakukan kegiatan secara aktif, sampai tidak ditemukan lagi kesalahan-kesalahan dalam peulisan lembaran kerja.

Siklus III :
Pada siklus ketiga, yang diharapkan adalah: 1). Guru memiliki persiapan latihan, 2). Guru melakukan kegiatan latihan secara aktif, 3). Hasil lembaran kerja (job-sheet) yang dibuat guru jelas dan dimengerti jika dibaca.
Semua peserta latihan, telah membawa lembaran kerja (job-sheet), dan hasil pekerjaan guru atas lembaran kerja yang dibuat, tidak ditemui kesalahan yang berarti,serta guru telah bekerja secara aktif dan mandiri. Jadi dari hasil yang didapat pada pengamatan siklus ketiga ini, disimpulkan bahwa: Telah terdapat peningkatan, baik dalam persiapan melakukan kegiatan latihan maupun peningkatan kemampuan guru dalam pempuatan lembaran kerja dari siklus-siklus sembelumnya, karena tidak ditemukan lagi kesalahan-kesalahan yang berarti dalam lembaran kerja (job-sheet). Jadi dengan kondisi demikian, maka latihan telah dapat dihentikan, hal ini sesuai dengan pendapat Tjipto (1985:216): kalau mereka tidak lagi membuat kelsalahan, selanjutnya tidak diperlukan latihan lagi.
Pembahasan

Setelah dilakukan serangkaian kegiatan tindakan, Penelitian Tindakan Sekolah yang berupa latihan terbimbing dinyatakan layak dipakai dan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam penulisan Lembaran Kerja (job-sheet). Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan dan analisis terhadap indikator keberhasilan yang dicapai.
Indikator pertama, guru memiliki kesiapan melakukan kegiatan latihan. Siklus pertama guru belum memiliki persiapan, pada siklus berikutnya, semua guru telah memiliki persiapan mengikuti kegiatan latihan. Hal ini menunjukkan bahwa, dengan pendekatan latihan terbimbing ternyata dapat meningkatkan kesiapan guru dalam mempersiapkan perlengkapan dalam pembuatan lembaran kerja (job-sheet).
Indikator kedua, guru melakukan kegiatan latihan secara aktif dan mandiri. Siklus pertama guru belum semuanya melakukan kegiatan latihansecara aktif dan mandiri, pada siklus berikutnya, terutama pada siklus ketiga telah terdapat semua guru melakukan kegiatan latihan secara aktif dan mandiri.
Indikator ketiga, hasil yang dicapai guru dalam pembuatan lembaran kerja (job-sheet) telah jelas dan benar, dan tidak ditemui kesalahan yang berarti.
Indikator ketiga, hasil lembaran kerja (job-sheet) yan dibuat. siklus pertama dan kedua guru belum semuanya membuat lembaran kerja dengan benar, terdapat kesalahan-kesalahan: 1) tidak memberikan keterangan pada gambar kerja dengan jelas, 2) tidak ada kaitan antara gambar kerja dengan langkah kerja yang dibuat, siklus ketiga semua guru membuat lembaran kerja dengan benar dan tidak ditemukan lagi kesalahan seperti yang disebutkan diatas.
Peningkatan kemampuan guru dalam pembuatan Lembaran kerja (job-sheet), karena disetiap siklus dilakukan koreksi secara menyeluruh, diberikan penjelasan singkat, dilanjutkan dengan melakukan perbaikan-perbaikan kesalahan, jika perbaikan belum tuntas dikerjakan oleh para guru, maka pekerjaan dilanjutkan di rumah dan selanjutnya akan dilakukan lagi koreksi secara menyeluruh pada siklus berikutnya.
Kelancaran kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah dengan pendekatan Latihan Terbimbing, perlu: 1). Membuat panduan tindakan dengan jelas dan dibagikan kepada subjek penelitian (guru), panduan tindakan berguna agar semua guru memahami kegiatan yang akan dilakukan dan peneliti tidak menemui kesalahan dalam pelaksanaan tindakan, 2). Cermat memilih guru-yang sekiranya serius mau mengikuti bimbingan, 3). Memiliki kesepakatan antara subjek dengan pembimbing.


Kesimpulan
1. Pendekatan latihan terbimbing dapat diterapkan terhadap guru-guru yang kurang memiliki kemampuan dalam pembuatan lembaran kerja, karena latihan dengan bimbingan ini guru ber-upaya meningkatkan keaktifannya, memperbaiki cara kerja dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang ditemui dalam pembuatan lembaran kerja (job-sheet).
2. Dengan kegiatan Latihan secara terbimbing juga dapat diterapkan dalam melakukan pembinaan terhadap guru , khususnya; upaya peningkatan kemampuan guru dalam pengembangan bahan ajar. Penerapannya dapat dilakukan melalui Kelompok Kerja Guru Mata Pelajaran di sekolah-sekolah binaan.

Saran
3. Dianjurkan bagi para pengawas untuk sesekali mengunakan / menerapkan pembinaan dengan pendekatan Latihan terbimbing dalam upaya meningkatkan kemampuan guru berkenaan dengan pengembangan bahan ajar praktek, dalam hal ini lembar jobsheet. Agar kegiatan pembimbingan berjalan lancar, sebaiknya para pengawas melakukan kesepakatan dengan peserta (subjek) penelitian, dan ditambah dengan panduan kegiatan tindakan yang dibagikan kepada peserta kegiatan.
4. Dalam upaya meningkatkan pemahaman maupun keterampilan para pengawas dalam melakukan pembinaan terhadap guru dengan mengunakan pendekatan Latihan Terbimbing perlu pembahasan dan pengembangan lebih lanjut pada kegiatan-kegiatan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan melalui kegiatan bulanan yang dilakukan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) dengan melibatkan nara-sumber. nara-sumber dapat didatangkan dari LPTK maupun dari LPMP dengan mengkaji prosedur dan pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah bagi pengawas.


Daftar Pustaka

Antonius, 2004. Petunjuk Praktis Menyusun Karya Tulus Ilmiah. Bandung: CV Yrama Widya

Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta: Dirtendik Dirjen peningkatan mutu pendidikan.

Supriyadi, Edy. Dkk. 1997 Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Institut keguruan dajn ilmu pendidikan Yogyakarta.

Syah,Muhibin, 2004. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya

Utomo, Tjipto & Ruijter, Kees, 1985. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta; PT. Gramedia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Foto saya
Bekerja dengan benar dan jalani dengan sabar