Kamis, 27 Januari 2011

Pengantar dari saya

Nama      : Drs. Ar Azmi, M. Pd
NIP         : 19620209 199003 1 002
Lahir        : Padang / 9 Februari 1962
Pkt/Gol    : Pembina, IV/A
Jabatan    : Pengawas Madya
Agama     : Islam

Alamat  : Komplek Nuansa Indah 3,Blog D,  No.14, Koto Panjang Ikur Koto, Koto tangah, Padang

HP                  : 08126772081.
e-mail              : arazmi1962@yahoo.co.id
Blog                : http://sami-jagonuansa.blogspot.com


Pendidikan      : S-2    Manajemen Pendidikan (UNP)
Pogram Studi  : Manajemen Pendidikan Lingkungan
Tahun tamat    : 2005


Diklat yang telah diikuti :
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Penguatan Kemampuan Pengawas Sekolah (P4TK Bahasa Jakarta-2011)
Pelatihan Tim Pendampingan EDS (LPMP, Sumbar-2011)
Pendidikan dan Pelatihan Penguatan Kemampuan Pengawas dan Kepala Sekolah (P4TK,Medan-2010), Pelatihan Tim Pendampingan EDS (LPMP, Sumbar-2010), GURU PROFESIONAL (UNP-2009), Pendidikan dan Pelatihan Instruktur (pengawas Sekolah)Bagi Pengawas Sekolah (P4TK, Sawangan-2009),   Bantuan teknis dan Workshop Pengembangan Kurikulum bagi Tim Pengembang Kurikulum (PUSKUR-2008), Diklat Fungsional Pengawas Sekolah (BANDIKLAT-2008), Pelatihan Asesor Akreditasi (BAP, Sumbar-2007), Pelatihan Penilaian Kinerja Sekolah (Disdik, Padang-2007),Pemanfa’atan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran bagi Kepala/Wakil Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Wilayah Sumatera Barat (FT. UNP-2007), Diklat Teknologi Informasi (P3GT,Medan-2005),

Karya Tulis yang telah dihasilkan:
Pembimbingan Guru dalam Pembuatan Lembaran Kerja (Job Sheet) dengan Pendekatan Latihan Terbimbing Pada SMK Binaan di Kota Padang .

Pengalaman sebagai Narasumber/ Fasilitrator pada Kegiatan,
-Langkah-langkah Penentuan KKM Mata Pelajaran, Penilaian Kelas.di Hotel Pangeran City Padang
-Penetapan KKM  SMK kota Padang, di SMKN. 6 Padang
-Evaluasi Diri Sekolah sesuai delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Penghargaan
Pengawas berprestasi 1 jenjang SMK, tingkat kota padang

Rabu, 26 Januari 2011

PTS bagi pengawas sekolah

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH BAGI PENGAWAS SEKOLAH
Ditulis oleh jeperis di/pada 23 Maret, 2009

A. Pengantar
Ada enam dimensi kompetensi pengawas satuan pendidikan yang telah disyahkan oleh BSNP dengan Peraturan Menteri No. 12 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pengawas. Ke enam dimensi kompetensi tersebut adalah kompetensi kepribadian, kompetensi social, kompetensi supervise manajerial, kompetensi supervise akademik, kompetensi evaluasi pendidikan dan kompetensi penelitian pengembangan.
Pada bulan November tahun 2006 bersamaan dengan uji publik standar kualifikasi dan kompetensi pengawas satuan pendidikan yang dilaksanakan BSNP di 33 propinsi, Direktorat Tenaga kependidikan melaksanakan uji coba tes kompetensi pengawas pendidikan menengah dengan mengunakan instrumen uji kompetensi yang telah disusun berdasarkan enam dimensi kompetensi di atas. Hasil uji coba tes kompetensi pengawas satuan pendidikan menunjukkan bahwa secara nasional nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengawas satuan pendidikan adalah 39,55 dari maksimum skor 70 atau baru mencapai 56,50 %. Penguasaan kompetensi tersebut dinilai masih rendah sebab belum mencapai 69 %. Khusus untuk pengawas pendidikan menengah nilai rata-ratanya mencapai 39,74 artinya sedikit berada di atas rata-rata nasional (39,74 > 39,55).
Dari enam dimensi kompetensi pengawas satuan pendidikan, ada tiga dimensi kompetensi yang nilainya di bawah nilai rata-rata keseluruhan kompetensi. Ketiga kompetensi tersebut adalah kompetensi supervisi manajerial (37,18), kompetensi supervisi akademik (36,30) dan kompetensi penelitian dan pengembangan (38,15).
Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan oleh pengawas.
Terdapat lima macam kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan pengawas yaitu :
1. Melaksanakan kegiatan penelitian tindakan sekolah dalam bidang pendidikan/kepengawasan ;
2. Menyusun pedoman pelaksanaan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial
3. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaaan tugas pokok dan fungsi pengawas;
4. Menciptkan karya seni;
5. Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan dan kepengawasan..
Semua unsur pengembangan profesi memerlukan kemampuan dalam bidang penelitian dan pengembangan. Terlebih lagi kegiatan pengembangan profesi yang pertama yakni melaksanakan kegiatan penelitian tindakan sekolah dalam bidang pendidikan/ kepengawasan. Kegiatan ini sangat penting bagi pengawas mengingat penelitian tindakan sekolah bagi pengawas berfungsi ganda. Pertama berfungsi untuk kepentingan penembangan profesi dan kepentingan tugas pokok kepengawasan.
B. SUBSTANSI PENELITIAN TINDAKAN KEPENGAWASAN
Ada 3 aspek yang perlu disepakati yaitu : (1). Kajian kepengawasan sebagai dasar dalam menentukan tema dan judul serta perumusan masalah penelitian tindakan kepengawasan, (2) hakekat penelitian tindakan yang direfleksikan dalam penyusunan proposal PTS, pelaksanaan PTS serta (3) kesepakatan bersama atas beberapa petunjuk teknis.
Tugas pokok pengawas sebagai dasar dalam menentukan tema/atau judul atau masalah penelitian tindakan kepengawasn adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan memantau :
- supervisi akademik : 1. Pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa
2. Keterlaksanaan kurikulum tiap mata pelajaran
- Supervisi manajerial : 1. Pelaksanaan ujian nasional PSB dan ujian sekolah
2. Pelaksanaan standar nasional pendidikan
b. Kegiatan menilai :
- supervisi akademik : kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan
- Supervisi manajerial : Kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok fungsi dan tanggung jawabnya.
c. Kegiatan membina :
- Supervisi akademik : 1. Guru dalam menyusun silabus dan RPP
2. Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas/laboratorium/lapangan
3. Guru dalam membuat, mengelola dan menggunakan media pendidikan dan pembelajaran
4. Guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan
5. Guru dalam mengolah dan menganalisis data hasil penilaian
6. Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
- Supervisi manajerial : 1. Kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah
2. Kepala sekolah dalam mengkoordinir pelaksanaan program bimbingan knseling
d. Kegiatan melaporkan dan tindak lanjut.
- Supervisi akademik : 1. Hasil pengawasan akademik pada sekolah-sekolah yang menjadi binaanya
2. Menindaklanjuti hasil-hasil pengawasan akademik untuk meningkatkan kemampuan profesional guru
- Supervisi manajerial :1. Hasilpengawasan manajerial pada sekolah-sekolah binaanya
2. Menindaklanjuti hasil-hasil pengawasan manajerial untuk menngkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan.
C. PENELITIAN TINDAKAN KEPENGAWASAN
Penelitian tindakan kepengawasan adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh pengawas satuan pendidikan dalam melaksanakan tugas-tugas kepengawasan pada sekolah binaannya.
Tujuan : untuk memecahkan masalah dan atau model pemecahan masalah dalam melaksanakan pengawasan di sekolah-sekolah binaannya.
Model penelitiannya menempuh langkah : perencanaan tindakan – tindakan – observasi/pengamatan – refleksi.
Masalah pokok pengawasan mencakup masalah pengawasan akademik dan masalah pengawasan manajerial yang dihadapi pengawas dalam sekolah-sekolah binaannya.
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pengawas dalam melakukan penelitian tindakan kepengawasan adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan proposal PTS
b. Pelaksanaan PTS oleh Pengawas pada sekolah binaan
c. Penulisan Laporan hasil PTS
d. Penulisan artikel ilmiah

Penelitian Tindakan

PEMBIMBINGAN GURU DALAM PEMBUATAN
LEMBARAN KERJA (JOB-SHEET)
DENGAN PENDEKATAN LATIHAN TERBIMBING PADA SMK BINAAN
DI KOTA PADANG
oleh:Ar Azmi



ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk:(1) mengetahui terjadinya peningkatan kemampuan guru dalam pembuatan Lembaran Kerja (Job-sheet) jika dilakukan dengan model Latihan Terbimbing, (2) mengungkap kendala-kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan latihan terbimbing. Metode penelitian yang digunakan adalah menganut model penelitian tindakan dengan empat tahap, dimulai dari perencanaan sampai dengan 3 siklus. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara. Analisis data dilakukan sejak penelitian berlangsung yakni ketika kegiatan refleksi dengan cara membayangkan kembali peristiwa yang terjadi dengan melibatkan seluruh subjek tindakan dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; guru dalam kegiatan latihan, bekerja secara aktif dan mandiri pada batas waktu yang ditentukan dalam satu kali tindakan, terjadi peningkatan kemampuan dalam pengembangan bahan ajar berupa lembaran kerja (job-sheet) yang akan digunakan pada pelajaran praktek.

Kata Kunci
Lembar Kerja (Job-Sheet), Latihan Terbimbing

PENDAHULUAN

Menciptakan lulusan SMK yang siap pakai, SMK memiliki sarana prasarana bengkel yang memadai, alat Bantu proses pembelajaran praktek juga dipenuhi. Tidak kalah pentingnya peranan guru mata pelajaran praktek perlu ditingkatkan pengetahuannya. Guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah kerja. Dalam memberikan penjelasan, guru dibantu dengan lembar kerja (job-sheet) yang berfungsi sebagai penuntun praktek, sehingga setelah penjelasan langkah kerja, siswa tidak menemui kendala yang berarti.
Di lapangan; adanya guru (instruktur) belum optimal membimbing siswa dalam bekerja, hal ini lebih disebabkan adanya guru kurang persiapan dalam melaksanakan kegiatan praktek dapat dilihat, tidak adanya lembaran kerja ketika belajar praktek dilaksanankan, kalaupun ada tapi belum dapat dipakai secara optimal, indikasinya adalah; terlalu sering dan banyak siswa menanyakan poin-poin didalam lembar Lembaran Kerja, ketika praktek di laksanakan.
Perlu kita ketahui bahwa, proses belajar mengajar harus menyiapkan bahan ajar dan alat bantu pembelajaran praktek, lembaran kerja (Job-sheet) yang jelas dan dimengerti siswa, kebanyakan lembaran kerja kurang jelas gambar kerjanya, kurang ter-arah langkah kerjanya. Lebih parah lagi, guru ketika praktek, terlebih dahulu menggambar benda kerja di papan tulis, sehingga berakibat kerugian pada anak, karena waktu kegiatan praktek telah ter-sita untuk membuat gambar kerja. Seharusnya guru tau dengan kegunaan lembaran kerja, karena guru terbantu dalam membimbing siswa melakukan pekerjaan, melalui lembaran kerja para guru dapat menjelaskan langkah-langkah kerja lebih ter-arah tanpa menggambarkan benda dsi papan-tulis.
Mewujudkan guru memiliki kemampuan dalam pembuatan lembaran kerja, maka dicoba melakukan pembinaan dalam pembuatan lembaran kerja dengan pendekatan Latihan Terbimbing kepada beberapa guru yang mengajar praktek pada SMK binaan di kota Padang
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah pendekatan Latihan terbimbing dapat meningkatkan kompetensi pembuatan Lembaran Kerja (Job-sheet) terhadap guru Sekolah Menengah Kejuruan ?


Tujuan Penelitian

1. Dengan model latihan terbimbing, guru merasa ada peningkatan kemampuannya dalam pembuatan Lembaran Kerja (job-sheet),
2. Kendala-kendala apa saja yang ditemukan dalam pelaksanaan latihan terbimbing.


KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Job-sheet

Lembaran Kerja (job-sheet) adalah; lembar pekerjaan yang memiliki gambar kerja sebagai materi yang akan dipraktekkan dan dibarengi langkah-langkah kerja operasional serta dilengkapi lembar evaluasi hasil praktek siswa.
Lembaran Kerja berfungsi sebagai pedoman; pelaksanaan kegiatan pembelajaran praktek di laboratorium, dan lembaran kerja juga dilengkapi dengan lembar evaluasi hasil kerja siswa, Edy Supriadi dkk (1997) mengatakan fungsi Lembaran Kerja sebagai berikut: 1). Pedoman bagi guru mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, 2) Pedoman bagi siswa dalam proses pembelajaran praktek, 3) Sebagai alat evaluasi pencapaian/ penguasaan hasil latihan.

Didalam pembuatan lembaran kerja (Job-sheet), ditulis dengan bahasa yang baku, jelas, sederhana, komunikatif dan mudah dipahami oleh siswa. Menggunakan notasi-notasi dan istilah-istilah yang lazim dan banyak digunakan dilingkungan sekolah/dunia kerja. Untuk mudah memahami lembaran kerja dilengkapi dengan ilustrasi gambar, secara visual memberikan gambaran nyata tentang substansi yang dipraktek-kan.

Latihan Terbimbing

Latihan terbimbing bertujuan agar yang dibimbing dapat melatih diri secara aktif. Keaktifan latihan dan dilakukan secara berulang-ulang sangatlah diperlukan dalam mencapai tujuan yang maksimal.
Hilgard & Bower, 1975 dalam Syah, (2004:213), bahwa; latihan dianggap sangat penting, karena menurut Low of exercise (hukum latihan), semakin sering sebuah perilaku dilatih atau digunakan maka akan semakin mantap eksistensi perilaku tersebut, beberapa prinsip pokok yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan latihan, diantaranya; 1) Latihan itu harus selalu didahului atau diselingi dengan penjelasan, 2) Latihan tidak membosankan, 3) Latihan harus menarik perhatian dan minat serta menumbuhkan motivasi untuk berpikir.
Latihan Terbimbing dilakukan dengan berkelompok, tiap kelompok maksimal 20 orang, namun didalam pembinaan terhadap guru sebaiknya satu kelompok tidak lebih dari 4 orang, jika terlalu banyak guru, pembinaan akan kurang efektif, karena pengamatan terhadap guru yang banyak akan memerlukan waktu pengamatan yang lebih lama.
Tiap individu dalam kelompok secara mandiri menyelesaikan tugas dengan diaktifkan dan dibimbing oleh pembimbing. Latihan terbimbing bertujuan supaya para guru melatih diri secara aktif. Perhatian pembimbing khusus diarahkan pada proses latihan atau proses penyelesaian tugas. Kesalahan-kesalahan segera dikoreksi dan dicegah untuk selanjutnya tidak terulang lagi.
Hambatan pencapaian tujuan latihan ialah kebiasaan peserta, bersifat pasif dalam mengikuti suatu kegiatan latihan. Tjipto Utomo dalam bukunya ” Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan” halaman 203, mengatakan penyebap kepasifan adalah; 1) persiapan peserta latihan tidak memadai, 2) kurang pengalaman metoda, 3) cara kerja, 4) segan pada pembimbing latihan, 5) belum terbiasa untuk bersikap aktif.
Mencegah kepasifan, peserta latihan diaktifkan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut; 1) mengarahkan latihan terbimbing untuk melakukan latihan adalah peserta, 2) memberikan metoda yang dapat membantu, 3) memberikan dorongan (motivasi), 4) berikan umpan balik .
Ketika kegiatan latihan sedang berlangsung, bila terjadi kesalahan maka pembimbing melakukan koreksi dan tindakan-tindakan perbaikan, tindakan perbaikan diprioritaskan padakesalahan metoda atau kesalahan sistematis dalam cara kerja penyelesaian tugas, atau tergantung pada kesalahan yang diamati dan penyebab kesalahan itu terjadi. Kesalahan dapat disebabkan oleh cara kerja yang kurang tepat, jika hal ini terjadi maka; cara kerja ini harus dibicarakan terus menerus. Jika peserta latihan tidak lagi membuat kesalahan, maka latihan tidak perlu dilanjutkan lagi.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan dalam tiga siklus, siklus I pada hari Selasa, 31 Juli 2007, jam 10.30 – 12.00, bertempat diruang guru SMK Taruna 2, jalan Pattimura Padang; Siklus II, Selasa 7 Agustus 2007, jam 14.00 – 16.00, juga diruang guru SMK Taruna 2. Siklus III, dilaksanakan di dua tempat , masing-masing dilakukan untuk dua orang subjek, yakni; di SMK Merdeka, Jalan Andalas Baru Padang, dilakukan hari Jum’at , 17 Agustus 2007, jam 09.00 – 10.30, dan ruang pengawas Diknas kota Padang, dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 28 Agustus 2007, jam 12.30 – 14.00.
Seperti yang ytelah dijelaskan diatas, prosedur penelitian tindakan yang digunakan berbentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dalam tiga kali siklus, satu siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Asumsinya, pada siklus pertama dan kedua evaluasi keberhasilan penerapan model (latihan terbimbing) belum dapat memperlihatkan perubahan tingkah laku subjek sebagai akibat penerapan latihan terbimbing.
Kegiatang yang dilakukan untuk setiap siklus meliputi, a) rencana, b) tindakan, c) observasi, dan d) refleksi. Adapun kegiatan yang dilakukan diantaranya:

1. Perencanaan
Menyiapkan contoh-contoh Lembaran Kerja (job-sheet) yang dijelaskan pada peserta latihan (guru), guru membawa lembaran kerja awal latihan , dan melakukan diskusi setelah latihan dilaksanakan.

2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, peneliti menagih lembaran kerja yang dianjurkan dibawa sebelumnya, untuk dikoreksi dan selanjutnya diberikan penjelasan-penjelasan dan petunjuk yang diperlukan dalam pembuatan lembaran kerja, dan dilanjutkan dengan kegiatan latihan dengan bimbingan peneliti sekaligus mencatat jalannya proses latihan sesuai dengan objek penelitian, yang digunakan sebagai bahan renungan dalam refleksi.
3. Refleksi
Refleksi dilakukan secara kolaboratifantara subjek (guru0 dengan peneliti, hasil pengamatan berupa catatan-catatan , dibicarakan dalam diskusi guna menemukan dan merekomendasikeaktifan guruyang bersangkutan, serta untuk mendapatkan dasar bagi perbaikan rencana tindakan selanjutnya (revisi gagasan umum).

4. Tindak Lanjut
Hasil refleksi digunakan untuk menyusun rencana perbaikan siklus berikutnya, demikian seterusnya sampai tujuan yang telah dirumuskan tercapai, capaian tujuan diantaranya; masing-masing peserta (guru) telah melaksanakan kegiatan secara aktif dan menghasilkan pekerjaan tidak menemui kesalahan-kesalahan yang berarti.


Hasil Penelitian

Siklus I :
Pada siklus pertama, yang diharapkan adalah: 1). Guru memiliki persiapan latihan, 2). Guru melakukan kegiatan latihan secara aktif, 3). Hasil lembaran kerja (job-sheet) yang dibuat guru jelas dan dimengerti jika dibaca. Hasil pengamatan diperoleh: dari empat orang peserta, dua orang diantaranya tidak membawa lembaran kerja (job-sheet), artinya ada separoh peserta yang tidak lembaran keja yang telah dianjurkan.Hasil koreksi awal terhadap lembaran kerka peserta yang ada, kesalahan ditemukan; tidak adanya keterangan gambar yang dicantumkan pada pada gambar kerja, dan hasil pengamatan selanjutnya ada satu orang peserta yang tidak aktifmelakukan latihan pembuatan lembaran kerja. Jadi dari hasil yang didapat pada pengamatan siklus pertama dapat disimpulkan bahwa: peserta (guru)belum memiliki persiapan dalam mengikuti latihan dan guru belum membuat lembaran kerja dengan benar, hal ini dapat ditemui kesalahan-kesalahandalam penulisan lembaran kerjayang dibuat, dan adanya guru yang tidak melakukan kegiatan secara aktif. Berdasarkan pengamatan, dan koreksi kegiatan latihan seperti: persiapan guru, kemampuan guru dalam pembuatanlembaran kerja, ada beberapa refleksi yang perlu dilakukan: (a) memberi penegasan pada peserta (guru) bahwa hasil latihan siklus ini dibawa pada siklus berikutnya, (b) menganjurkan kepada setiap guru untuk menjadikan tugas terhadap lembaran kerja yang belum siap diselesaikan atau dilakukan diluar jam latihan atau dalam bentuk tugas rumah.


Siklus II :
Pada siklus kedua, yang diharapkan adalah: 1). Guru memiliki persiapan latihan, 2). Guru melakukan kegiatan latihan secara aktif, 3). Hasil lembaran kerja (job-sheet) yang dibuat guru jelas dan dimengerti jika dibaca. Dilihat dari jumlah guru yang membawa lembaran kerja (job-sheet) hasil pekerjaan dirumah telah berjumlah tiga orang, masih terdapat satu orang yang belum membawa hasil karyanya, artinya kesadaran gurutelah menunjukkan peningkatan untuk dapat membawa hasil kerja pada tahap sebelumnya. Hasil koreksi kedua terhadap lembaran kerja peserta, tidak ditemui banyak kesalahan, telah ada dituliskan keterangan gambaran dan lembaran kera tersebut telah memiliki lembar penilaian, namun masih ditemui kesalahan, kesalahan ditemui pada langkah kerja kurang singkron dengan gambar kerja yang disajikan, untuk keaktifan, guru telah melakukan latihan semuanyadengan aktif dan mandiri. Jadi dari hasil yang didapat pada pengamatan siklus kedua, disimpulkan bahwa: peserta (guru) telah memiliki persiapan dalam mengikuti laitihan, hal ini dapat dilihat pada siklus ini hanya satu orang yang tidak membawa lembaran kerja yang dibuat pada siklus sebelumnya, dan dari yang telah membawa hasil pekerjaan siklus sebelumnya dapat dikatakan bahwa gurutelah membuat lembaran kerja dengan benar, hal ini dapat dilihat dalam lembaran kerja guru, keterangan gambarnya telah jelas, dan tidak ditemui kesalahan-kesalahan yang berarti, serta pada siklus ini guru telah semuanya melakukan latihan secara aktif dan mandiri. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penulisan lembaran kerja pada tahap berikutnya tindakan yang dilakukan adalah: memberikan penjelasan secara terus menerus dan mengupayakan melakukan kegiatan secara aktif, sampai tidak ditemukan lagi kesalahan-kesalahan dalam peulisan lembaran kerja.

Siklus III :
Pada siklus ketiga, yang diharapkan adalah: 1). Guru memiliki persiapan latihan, 2). Guru melakukan kegiatan latihan secara aktif, 3). Hasil lembaran kerja (job-sheet) yang dibuat guru jelas dan dimengerti jika dibaca.
Semua peserta latihan, telah membawa lembaran kerja (job-sheet), dan hasil pekerjaan guru atas lembaran kerja yang dibuat, tidak ditemui kesalahan yang berarti,serta guru telah bekerja secara aktif dan mandiri. Jadi dari hasil yang didapat pada pengamatan siklus ketiga ini, disimpulkan bahwa: Telah terdapat peningkatan, baik dalam persiapan melakukan kegiatan latihan maupun peningkatan kemampuan guru dalam pempuatan lembaran kerja dari siklus-siklus sembelumnya, karena tidak ditemukan lagi kesalahan-kesalahan yang berarti dalam lembaran kerja (job-sheet). Jadi dengan kondisi demikian, maka latihan telah dapat dihentikan, hal ini sesuai dengan pendapat Tjipto (1985:216): kalau mereka tidak lagi membuat kelsalahan, selanjutnya tidak diperlukan latihan lagi.
Pembahasan

Setelah dilakukan serangkaian kegiatan tindakan, Penelitian Tindakan Sekolah yang berupa latihan terbimbing dinyatakan layak dipakai dan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam penulisan Lembaran Kerja (job-sheet). Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan dan analisis terhadap indikator keberhasilan yang dicapai.
Indikator pertama, guru memiliki kesiapan melakukan kegiatan latihan. Siklus pertama guru belum memiliki persiapan, pada siklus berikutnya, semua guru telah memiliki persiapan mengikuti kegiatan latihan. Hal ini menunjukkan bahwa, dengan pendekatan latihan terbimbing ternyata dapat meningkatkan kesiapan guru dalam mempersiapkan perlengkapan dalam pembuatan lembaran kerja (job-sheet).
Indikator kedua, guru melakukan kegiatan latihan secara aktif dan mandiri. Siklus pertama guru belum semuanya melakukan kegiatan latihansecara aktif dan mandiri, pada siklus berikutnya, terutama pada siklus ketiga telah terdapat semua guru melakukan kegiatan latihan secara aktif dan mandiri.
Indikator ketiga, hasil yang dicapai guru dalam pembuatan lembaran kerja (job-sheet) telah jelas dan benar, dan tidak ditemui kesalahan yang berarti.
Indikator ketiga, hasil lembaran kerja (job-sheet) yan dibuat. siklus pertama dan kedua guru belum semuanya membuat lembaran kerja dengan benar, terdapat kesalahan-kesalahan: 1) tidak memberikan keterangan pada gambar kerja dengan jelas, 2) tidak ada kaitan antara gambar kerja dengan langkah kerja yang dibuat, siklus ketiga semua guru membuat lembaran kerja dengan benar dan tidak ditemukan lagi kesalahan seperti yang disebutkan diatas.
Peningkatan kemampuan guru dalam pembuatan Lembaran kerja (job-sheet), karena disetiap siklus dilakukan koreksi secara menyeluruh, diberikan penjelasan singkat, dilanjutkan dengan melakukan perbaikan-perbaikan kesalahan, jika perbaikan belum tuntas dikerjakan oleh para guru, maka pekerjaan dilanjutkan di rumah dan selanjutnya akan dilakukan lagi koreksi secara menyeluruh pada siklus berikutnya.
Kelancaran kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah dengan pendekatan Latihan Terbimbing, perlu: 1). Membuat panduan tindakan dengan jelas dan dibagikan kepada subjek penelitian (guru), panduan tindakan berguna agar semua guru memahami kegiatan yang akan dilakukan dan peneliti tidak menemui kesalahan dalam pelaksanaan tindakan, 2). Cermat memilih guru-yang sekiranya serius mau mengikuti bimbingan, 3). Memiliki kesepakatan antara subjek dengan pembimbing.


Kesimpulan
1. Pendekatan latihan terbimbing dapat diterapkan terhadap guru-guru yang kurang memiliki kemampuan dalam pembuatan lembaran kerja, karena latihan dengan bimbingan ini guru ber-upaya meningkatkan keaktifannya, memperbaiki cara kerja dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang ditemui dalam pembuatan lembaran kerja (job-sheet).
2. Dengan kegiatan Latihan secara terbimbing juga dapat diterapkan dalam melakukan pembinaan terhadap guru , khususnya; upaya peningkatan kemampuan guru dalam pengembangan bahan ajar. Penerapannya dapat dilakukan melalui Kelompok Kerja Guru Mata Pelajaran di sekolah-sekolah binaan.

Saran
3. Dianjurkan bagi para pengawas untuk sesekali mengunakan / menerapkan pembinaan dengan pendekatan Latihan terbimbing dalam upaya meningkatkan kemampuan guru berkenaan dengan pengembangan bahan ajar praktek, dalam hal ini lembar jobsheet. Agar kegiatan pembimbingan berjalan lancar, sebaiknya para pengawas melakukan kesepakatan dengan peserta (subjek) penelitian, dan ditambah dengan panduan kegiatan tindakan yang dibagikan kepada peserta kegiatan.
4. Dalam upaya meningkatkan pemahaman maupun keterampilan para pengawas dalam melakukan pembinaan terhadap guru dengan mengunakan pendekatan Latihan Terbimbing perlu pembahasan dan pengembangan lebih lanjut pada kegiatan-kegiatan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan melalui kegiatan bulanan yang dilakukan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) dengan melibatkan nara-sumber. nara-sumber dapat didatangkan dari LPTK maupun dari LPMP dengan mengkaji prosedur dan pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah bagi pengawas.


Daftar Pustaka

Antonius, 2004. Petunjuk Praktis Menyusun Karya Tulus Ilmiah. Bandung: CV Yrama Widya

Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah pada Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta: Dirtendik Dirjen peningkatan mutu pendidikan.

Supriyadi, Edy. Dkk. 1997 Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Institut keguruan dajn ilmu pendidikan Yogyakarta.

Syah,Muhibin, 2004. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya

Utomo, Tjipto & Ruijter, Kees, 1985. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta; PT. Gramedia


Kamis, 13 Januari 2011

Laporan kegiatan pesantren ramadhan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PESANTREN RAMADHAN
BAGI SISWA/I SD/MI, SMP, SMA/MA/SMK
TAHUN 1431 H / 2010 M


Oleh: Drs. Ar Azmi, M.Pd


Bab I


PENDAHULIAN


A. Latar Belakang

Bismillahhirrahmaanirrahiim


" Dan hendaklah takut kepada Allah dan rosul-Nya, orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap mereka, oleh karena itu, hendaklah mengucapkan perkataan yang benar."

(Q.S. An-Nisaa ': 9)

Segala puji hanya bagi Allah SWT semata , yang di tanganNya terletak segala keputusan dan segala kepastian. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Rasulullah , dan juga kepada hamba-hamba Allah yang sholih. Amiin.

Kegiatan pesantren ramadhan, merupakan solusi untuk lebih mendekatkan anak pada Islam yang selama ini hanya diperkenalkan oleh para guru agama di sekolah dengan sambil lalu. Sebab di bulan-bulan di luar Ramadhan jam pelajaran agama Islam hanya dua jam pelajaran, sama porsinya dengan pelajaran Seni Budaya dan muatan lokal.

Dapat dibayangkan, dengan jam pelajaran yang begitu terbatas, bagaimana mungkin anak-anak bisa lebih paham tentang agama, bagaimana mungkin mereka akan bisa memaknai kitab suci, serta apakah mereka akan sampai pada dapat mengaplikasikan pelajaran agama yang dianut dalam kehidupan sehari-hari?

Dengan mengikuti kegiatan pesantren ramadhan, para siswa SD, SMP, SMA seakan-akan diingatkan kembali, bahwa setiap muslim diwajibkan mengetahui lebih dalam tentang agama Islam, tidak bisa sambil lalu dan tidak cukup dengan hanya menelan berbagai teori seperti yang terdapat dalam kebanyakan buku teks pelajaran agama.

Meskipun pesantren ramadhan ini dilaksanakan kurang lebih tiga minggu, kegiatan ini tidak bisa dianggap sepele. Bila dalam waktu yang singkat para Pemateri, Instruktur dan Pembimbing berikut para santrinya serius dalam mengisi kegiatan ini, insya Allah akan memberikan kontribusi yang cukup berarti dalamsuksesnya kegiatan pesantren ini yang bermuara pada peningkatan pendidikan generasi muda Islam. Apalagi materi-materi yang diberikan kepada anak-anak kita begitu beragam, seperti mengenai keimanan, ahlak, ibadah, Al Qur’an, Asmaul Husna, dan materi tambahan seperti Kesehatan Lingkungan.

Program yang dilakukan setiap tahunnya pada bulan ramadan ini, kami panitia melakukanya dengan kerja keras, sebab tahun ini jumlah peserta pesantren cukup banyak se-ukuran Mushalla, yakni awalnya 190 orang dan yang dapat menyelesaikan sampai akhir Ramadhan sebanyak 184 orang.

Pada pelaksanaannya, setiap peserta diwajibkan memakai baju koko dan baju muslim. Setiap peserta yang absen selama 3 hari berturut-turut, dengan arti kata setiap peserta tidak melakukan semua kegiatan Pesantren Ramadhan secara terus menerus selama 3 hari (shalat Subuh berjama’ah, Shalat Tarawih sekaligus mencatat ceramah tarawih, shalat Duha, serta tidak mengikuti kegiatan pesantren disiang harinya) tanpa keterangan yang jelas, maka dengan sangat terpaksa panitia pelaksana Pesantren Ramadhan mengeluarkan peserta tersebut. Dengan uraian di atas maka kita sebagai orang tua dan guru, agar dapat mendukung kegiatan ini, baik berupa dukungan moral maupun material.

Kegiatan ini berkesinambungan, akan selalu dilaksanakan pada setiap bulan Ramadhan dengan perencanaan dan persiapan yang lebih baik lagi dari tahun ke tahun. Barangkali pada bulan Ramadhanlah saat yang paling tepat untuk bekerjasama bahu membahu antara orang tua dan guru, dalam membentuk anak-anak kita menjadi masyarakat madani yang kita cita-citakan selama ini. Salah satu usaha ke arah itu adalah dengan memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kita dengan mengedepankan pendidikan ke-Islaman, seperti yang telah kita lakukan pada 20 hari penuh dibulan Ramadhan ini, sehingga masa depan anak cucu kita gilang gemilang, penuh rahmat dan ampunan dari Allah Sang Pemberi rahmat dan ampunan. Amin !!.

B. Dasar Pelaksanaan



1. Instruksi Wali Kota Padang No. 451.172/Kesra.2010, tgl 29 Juli 2010 tentang Pelaksanaan Pesantren Ramadhan 1431 H/ 2010 M bagi siswa SD/MI,SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.

2. Surat Sekretariat daerah No. 451.091/Kesra. 2010, tgl 19 Juli 2010, tentang pelaksanaan Pesantren Ramadhan 1413 H/ 2010 M

3. Surat Kepala Dinas Kota padang 421/3121/DP/SMP DAN MENEGAH/2010 , tgl 3 Agustus 2010

4. Rapat Pembentukan Panitia Pelaksana Pesantren Ramadhan 1431 H Mushalla Al-Muhajirin hari Kamis tanggal 22 Juli 2010 bertempat di Mushalla Al-Muhajirin pada jam 20.00 WIB, tentang pelaksanaan pesantren Ramadhan 2010.


C. Tujuan

Secara Umum kegiatan pesanten Ramadan tahun ini bertujuan:

1. Pembentuk sikap , tingkah laku dan budi pekerti yang islami serta peningkatan akhlakul karimah melalui pemahaman Asmaul Husna.

2. Penanaman Roh ibadahdalam seluruh aktifitas kehidupan.

3. Pengetahuan pola hidup sehat

4. Penciptaan moral generasi mendatang yang Islami dalam kehidupan sehari-hari,

5. Uuntuk mengembangkan kecerdasan spiritual pada siswa dengan didampingi oleh guru pembimbing.

6. Dapat terwujudnya wadah pembinaan di Kota Padang yang berdaya guna dan berhasil guna


D. Manfa’at

Manfa’at yang diperoleh setelah pelaksanaan Pesantren ramadhan ini adalah:

1. Adanya peningkatan rasa ukhuah antara peserta Pesantren Ramadhan.

2. Dapat meningkatkan rasa keingin tahuan tentang ajaran islam.

3. Dapat terwujudnya Mushalla Sebagai Pendorong Pendidikan Generasi Muda.

4. Dapat memupuk rasa kebersamaan.

5. Dapat memotivasi siswa untuk lebih rajin melaksanakan ibadah wajib (pokok);


BAB II


PELAKSANAAN



1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan pesantren Ramadhan ini adalah mulai dari tanggal 15 Agustus sampai dengan 06 September 2010 bertempat di Mushalla Al-Muhajirin, Nuansa Indahn 3, Kel. Koto Panjang-Koto Tangah Padang


2. Peserta

Peserta Pesantren Ramadhan ini adalah 184 orang siswa SD,SMP, SMA/SMK dilingkungan Nuansa Indah 3, yakni dimulai dari kelas IV, V dan VI SD sederajat; VII, VIII dan IX SMP sederajat; serta kelas X, XII, dan XII SMA sederajat, dengan rincian


SD = 93 orang,

SMP = 51 orang,

SMA = 40 orang.

Peserta Pesantren Ramadhan ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Mengisi Formulir pendaftaranuntuk mendapatkan Kokarde

2. Membawa buku Agenda Ramada yang telah disiapkan Pemko Kota Padang melalui Sekolah masingng-masing

3. Membawa alat tulis menulis

4. Mengikuti Pesantren selama 20 hari, telah termasuk pembukaan dan penutupan.

5. Berpakaian Muslim bagi wanita, Berbaju Koko bagi Pria.

6. Bersikap santun ketika mengikuti Pesantren Kila


3. Kepanitiaan


Susunan Kepanitiaan Pesantren Ramadhan kali ini dapat dilihat pada SK Kepanitiaan pada lampiran.

Ketua (Drs. Ar Azmi,M. Pd) sedang menyampaikan sambutan dalampembukaan


4. Petunjuk Kegiatan

Kegiatan yang diikuti oleh 184 Orang peserta tersebut, dalam pelaksanaannya dibagi kedalam beberapa kelompok, dengan nama-nama kelompok diambilkan dari nama-nama para sahabat dan istri Rasull SWT, diantaranya kelompok: Khadijah, Rukaiyah, Zainab, Ummi Kalsum, Umar Bin Khatab, Zayyid Bin Sabbid, Fatimah, Siti Aisyah, Abu Bakar Sidik, Usman Bin Afan, Ali Bin Abitalib, dll

Jenis Kegiatan dalam kegiatan pesantren ramadhan ini adalah sebagai berikut :

1. Pembukaan

2. Materi

Sesuai dengan tujuan dan panduan pesantren Ramadhan 1431 H / 2010 M, maka materi yang diberikan terdiri dari:

a. Materi Hafalan/Hafzil JUZ 30

NO


KELAS


SURAT HAFALAN WAJIB

TERJEMAHAN


JML

SURAT HAFALAN


KETERANGAN

1


IVSD


88


103 – 114 = 12


Irama Muratal

2


VSD


89


99 – 114 = 16


Irama Muratal

3


VI SD


86


97 – 114 = 18


Irama Muratal

4


I SMP/MTs


84-85


92 – 114 = 23


Irama Muratal

5


II SMP/MTs


83-82


89 – 114 = 26


Irama Muratal

6


III SMP/MTs


81-82


88 – 114 = 27


Irama Muratal

7


I SMA/MA/SMK


80


87 – 114 = 28


Irama Muratal

8


II SMA/MA/SMK


78


86 – 114 = 29


Irama Muratal

9


III SMA/MA/SMK


79


85 – 114 = 30


Irama Muratal

b. Materi Pelaksanaan

TINGKAT


KEIMANAN / AKHLAK


IBADAH


MATERI TAMBAHAN

SD/MI


Asma’ul Husna nomor 1 s.,d 33 ( Ar-rahman s.d Al-Haliim)


Bersuci, Wudhuk, Shalat, Dzikir dan Do’a


Kesehatan Lingkungan

SMP/MTs


Asma’ul Husna nomor 1 s.,d 33 ( Ar-rahman s.d Al-Haliim)


Bersuci, Wudhuk, Shalat, Dzikir dan Do’a


Kesehatan Lingkungan

SMA/MA/SMK


Asma’ul Husna nomor 1 s.,d 33 ( Ar-rahman s.d Al-Haliim)


Bersuci, Wudhuk, Shalat, Dzikir dan Do’a


Kesehatan Lingkungan

3. Peserta Terbaik


Didalam pelaksanaan kegiatan pesantren tahun ini , panitia telah menghasilkan peserta terbaik dimasing-masing tingkatan. Adapun peserta dimaksud adalah:


Tingkat SD/MI:


No


Nama


Sekolah


Kelas


Terbaik (Pemuncak)

1


Miftahul Fikra


SD.N. 33 Ikur Koto


V


I

2


Chalilul Rahman


SD.N. 36 Koto Panjang


V


II

3


Winda Gusmawarni


SD.N. 33 Koto Panjang


V


III


Tingkat SMP/ MTsN:


No


Nama


Sekolah


Kelas


Terbaik (Pemuncak)

1


Hakimul Sukra


MTsN Lubuk Buaya


VIII


I

2


Muhammad Reza


SMP IT Sabihisma Padang


VIII


II

3


Andini Saraswati


SMP IT Sabihisma Padang


VIII


III


Tingkat SMA/MA/SMK:


No


Nama


Sekolah


Kelas


Terbaik (Pemuncak)

1


Hidatul Ilma


SMA N 2 Padang


XI


I


2


Ilmi Aulia Sari


SMA N 1 Padang


X


II

3


Tika Gusmawarni


SMA N 2 Padang


X


III



Peserta terbaik dimasing-masing satuan pendidkan, panitia pelaksana telah memberikan hadiah berupa tropi dan tabanas, diantaranya:



Terbaik I


Tingkat SD, SMP, SMA; masing-masing diberi satu buah piala dan insentif sebesar Rp. 25.000,


Penyerahan hadiah peserta terbaik 1 tingkat Sd (Miftahul Fikra) yang diserahkan oleh ketua RW IV KPIK. Fachri Bahar


Terbaik II


Tingkat SD, SMP, SMA; masing-masing diberi satu buah piala dan insentif sebesar Rp 20.000


Penyerahan hadiah peserta terbaik 1 tingkat SLTP (Hakimul Sukra) yang diserahkan oleh ketua Mushalla Al-Muhajirin. Drs. H. Hambali, M. Kes



Terbaik III


Tingkat SD, SMP, SMA; masing-masing diberi satu buah piala dan insentif sebesar Rp 15.000

Penyerahan hadiah peserta terbaik 1 tingkat SLTA (Hidatul Ilma) yang diserahkan oleh ketua Pesantren Ramadhan Mushalla Al-Muhajirin. Drs. Ar Azmi, M. Pd


5. Pembiayaan


Segala pembiayaan dalam kegiatan pesantren Ramadhan ini seluruhnya dibebankan kepada Sumbangan peserta pesantren Rp 2.800.000, bantuan dari Pemko Padang Rp 2.350.000 serta bantuan dari masyarakat Rp 501.700, dengan total Rp. 5.651.700. Adapun realisasi rincian anggaran yang digunakan dalam kegiatan ini dapat dilihat pada lampiran 3 laporan ini


6. Pelaksanaan Pesantren Ramadhan


Kegiatan Pesantren Ramadhan bagi siswa/i SD/MI, SMP, SMA/MA/SMK dilingkungan Komplek Perumahan Nuansa Indah 3, Kel. KPIK, Kec. Koto Tangah Padang pelaksanaannya dilakukan sesuai jadwal yang disiapkan oleh Pemko Padang, dan telah dapat berjalankan dengan baik.

Secara umum dalam pelaksanaannya, kegiatan pesantren ini telah diikuti oleh semua peserta. Hal ini ditandai oleh kehadiran dan aktifitas peserta dengan minat dan keseriusan yang cukup tinggi selama mengikuti kegiatan Pesantren, aktifitas peserta dapat dilihat didalam DVD yang dilampirkan pada laporan ini.


Dari hasil pantauan kelurahan Koto panjang-Ikur Koto, kegiatan Pesantren Ramadhan mushalla Al-Muhajirin dipandang cakap untuk diikutkan sebagai wakil kelurahan KPIK dalam penilaian tingkat kecamatan.

Setelah dilakukan pantauan penilaian dari Kementerian Agama kota Padang dalam hal ini dinilai oleh bapak Drs. Erman Syofa, baik penilaian Administrasi, maupun pengujian terhadap peserta tentang Hafalan-hafalan surat dan do’a-do’a yang diujikan dapat terjawab dengan baik

Penilaian ADM oleh Penguji tingkat Kota padang (Kementrian Agama kota Padang)Drs. Erman Syofa

Dari hasil penilaian Kegiatan Pesantren Ramadhan yang dilakukan team penilai ternyata Mushalla Al-Muhajirin mendapat predikat Harapan II pada tingkat Kecamatan Koto Tangah, Dengan diperolehnya predikat ini, adalah langkah awal untuk peningkatan kegiatan pada tingkat yang lebih baik

Bu Lurah (Nur 'Aina) Sedang memperhatikan seleksi ADM


7. Kendala

Dalam pelaksanaan pesantren ramadhan 1431 H ini ada banyak sebenarnya kendala yang dihadapi, utamanya dari segi persiapan dan pelaksanaan. Namun, kami tidak dapat menyebutkan kesemua kendala itu hanya saja kami dapat menyebutkan beberapa diantaranya sebagai berikut :

1. Pembiayaan


Dari segi Pembiayaan dapat dilaporkan bahwa kami hanya mengalami sedikit kendala, namun dari segi bantuan biaya, alangkah baiknya jika bantuan yang diberikan didasari pada jumlah siswa 60 orang peserta diberikan bantuan RP 1.000.000 dan sisanya baru dikalikan Rp 15.000/siswa, mengingat banyak kegiatan dapat dilakukan pada bulan Ramadhan berkaitan dengan peningkatan keImanan peserta Pesantren.

Oleh karena itu dengan adanya peningkatan anggaran tersebut, kedepan mudah-mudahan kegiatan pesantren Ramadhan ini dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna.


2. Peserta


Peserta pesantren ramadhan tahun ini labih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu jumlah peserta sebanyak 135 Orang sedangkan tahun 2010 ini sebanyak 184 orang. Ini berarti peserta mengalami kenaikan sebanyak 49 orang. Ini adalah suatu bentuk keberhasilan panitia dan dukungan Pengurus Mushalla Al-Muhajirin untuk menarik perhatian peserta didik untuk hadir pada pesantren Ramadhan pada kesempatan ini. Jadi kami mengira tidak ada kendala untuk kategori peserta. Tidak adanya keseragaman busana peserta, merupakan kendala dalam hal kemantapan peserta di dalam berbusana. Yang perlu dievaluasi yakni bagaimana caranya agar peserta yang hadir mencapai 100% dari total peserta.


3. Acara

Kami masih sangat dini, sehingga untuk proses pelaksanaan utamanya penyajian materi yang disajikan masih dilakukan dengan cara ceramah, tampaknya pemateri masih belum melakukan Proses Pembelajaran sesuai dengan scenario dalam RPP yang telah di siapkan Dewan Masjid, akibatnya masih terlihat monoton karena tidak dilakukannya kegiatan Debad dalam pelaksanaan pesantren Ramadan, Kondisi ini lebih disebabkan para narasumber tidak diikutsertakan ditatar tentang teknik penyajian materi pada kegiatan pesantren Ramadhan tahun ini, sehingga penyaji melakukan pembelajaran sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

Ustazah (Ratna Dewi ) sedang menyampaikan materi Al-Quddus


Salah satu kegiatan stor surat








BAB III


SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan



Dari uraian di atas maka kami dapat menyimpulkan bahwa


1. Pesantren Ramadhan adalah suatu wadah pelaksanaan kegiatan di bulan ramadhan yang begitu banyak mendapat berkah.

2. Pesantren Ramadhan kali ini membutuhkan dana yang tidak sedikit .

3. Pesantran Ramadhan adalah ajang dimana peserta didik nantinya dapat menceritakan tentang kejayaan islam di masa lalu maupun di masa yang akan datang.

4. Pesantren Ramadhan adalah wujud solidaritas islam akan terlihat

5. Melalui Pesantren Ramadhan ini dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang islam.

6. Koordinasi dan kekompokan panitia dan Pembina agama sangatlah kuat dan Pembina sangat antusias dan berperan aktif sehingga pelaksanaan pesantren Ramadhan ini dapat berjalan dengan baik.

7. Dari pelaksanaan pesantren ramadhan 1431 H ini hasil yang diperoleh adalah meningkatnya nilai spiritual peserta yang dapat dilihat dengan meningkatnya peserta kegiatan dibandingkan peserta pada pesantren ramadhan tahun sebelumnya.


B. Saran



Dari kesimpulan di atas maka kami dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

a. Begitu pentingnya pesantren Ramadhan ini maka perlu mendapatkan dukungan dan kerjasamanya dari berbagai pihak guna memperlancar proses kegiatan.

b. Sebagaimana poin 1 di atas, perlu juga di dukung oleh pembiayaan yang mencukupi. Oleh karena itu, ke depan agar dana pesantren ramadhan dapat dianggarkan lebih banyak lagi dibandingkan tahun ini. Karena semakin banyak dana yang dianggarkan maka makin baik pula kegiatan pesantren ramadhan ini.

c. Perlu adanya peran aktif panitia dalam setiap pelaksanaan pesantren Ramadhan ini.

d. Perlu mengadakan koordinasi kepada Pemerintah Kota dan Dewan Masjid tentang proses pelaksanaan kegiatan pesantren ramadhan ini.

e. Perlu dukungan besar dari Masyarakat dan pemuka masyarakat Setempat untuk memperlancar kegiatan Pesantren Ramadhan.


Demikian laporan ini dibuat sbg hasil kegiatan Pesantren Ramadhan 1431 H




Padang, 11 September 2010


Panitia Pelaksana








Drs. Ar Azmi,M.Pd

Ketua


Senin, 10 Januari 2011

Rumusan Masalah


Rumusan Masalah [TEKNIK MENULIS MAKALAH SEMINAR]

oleh: hepcore    


Merumuskan masalah bukanlah langkah yang mudah bagi penulis makalah pemula. Hakikat masalah adalah adanya ketidaksesuaian anatara harapan dengan kenyataan. Artinya, apabila seseorang mengharapkan sesuatu tetapi kenyataan yang dicapai bukan sesuatu yang diharapkan atau kurang dari yang diharapkan, seseorang itu menghadapi masalah. Akan tetapi, apabila sudah dapat merumuskan topik secara khusus, seorang penulis makalah sangat mudah merumuskan masalah. Berdasarkan beberapa rumusan topik khusus tadi, berarti Anda harus memilih salah satu rumusan topik khusus saja untuk dijadikan makalah.

Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk merumuskan masalah adalah dengan mengubah rumusan kalimat dalam topik khusus menjadi kalimat tanya baik dengan menggunakan kata tanya ataupun cukup dengan menggunakan partikel kah.


Misalnya :

 Bidang pengajaran bahasa.
a. Membaca pemahaman

     1. Bagaimanakah langkah-langkah pengajaran membaca pemahaman pada siswa SMP?
     2. Bagaimanakah strategi meningkatkan kemampuan membaca pada siswa STM?
     3. Bagaimanakah usaha menumbuhkan kebiasaan membaca pemahaman pada siswa SMU?

 b. Proses belajar bahasa
     1. Bagaimanakah anak belajar bahasa Indonesia?
     2. Bagaimanakah proses belajar bahasa kedua pada siswa SD?
     3. Bagimanakah proses belajar bahasa menurut pandangan kaum behavioris?

 c. Kebiasaan menulis
  1. Bagaimanakah usaha yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kebiasaan menulis laporan kegiatan pada siswa?
  2. Bagaimanakah menumbuhkna kebiasaan menulis karangan argumentatif pada siswa SMU?
Bidang P4
 Pembudayaan P4
  1. Bagaimanakah cara pembudayaan P4 dalam rangka meningkatkan disiplin nasional?
  2. Bagaimanakah cara pembudayaan P4 melalui perilaku sehari-hari di dalam masyarakat?
  3. Bagaimanakah cara pembudayaan P4 untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terharap kebersihan lingkungan?
Bidang Pendidikan
 a. Program wajib belajar
  1.  Bagaimanakah pengelolaan sekolah kecil sebagai wadah pelaksanaan program wajib belajar?
  2. Kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan penyertaan SD dan SMP sebagai salah satu realisasi  pelaksanaan program wajar [wajib belajar] ?
  3. Mengapa wajib belajar 9 tahun belum memadai dibandingakan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi?
 b. Pembaharuan kurikulum
  1. Benarkah bahwa pembaharuan kurikulum sebagai usaha untuk menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?
  2. Permasalahan apa sajakah yang muncul dalam pembaharuan kurikulum sekolah?
  3. Kesulitan apakah yang dihadapi oleh guru dalam memilih buku acuan setiap pembaharuan kurikullum?
 c. Pembinaan generasi muda
  1. Bagaimanakah meningkatkan pembinaan generasi muda melalui kursus ketrampilan perbengkelan?
  2. Mengapa Karang Taruna dapat dipakai sebagai wahana pembinaan generasi muda?
  3. Bagaimanakah agar kegiatan ekstrakurikuler sekolah dapat dipakai sebagai wahana pembinaan generasi muda?

Diterbitkan : Mei 14, 2010

Syarat dan Teknik Perumusan Masalah


Syarat dan Teknik Perumusan Masalah

Pertimbangan dalam perumusan masalah:
  1. Pertimbangan objektif: Layak tidaknya untuk dijadinkan pertanyaan penelitian, Menyangkut kedalaman tingkat penelitian.
  2. Pertimbangan subjektif: Kesesuaian dengan kriteria dan kualifikasi peneliti.
Syarat perumusan masalah penelitian (Kuantitatif)
  1. Memiliki batasan yang jelas
  2. Memiliki bobot dimensi operasional dari masalah tersebut
  3. Dapat dihipotesiskan
  4. Dapat diukur
  5. Dapat diuji
Syarat perumusan masalah penelitian (Kualitatif)
  1. Memiliki batasan yang jelas
  2. Berangkat dari sebuah pengamatan fenomena
  3. Memungkinkan bagi peneliti untuk mendapatkan data dan mengklarifikasinya
Teknik perumusan masalah
  1. Masalah dapat dirumuskan dengan jelas dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda
  2. Rumusan masalah hendaknya dapat mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih, kecuali jika penelitian bersifat deskriptif
  3. Rumusan masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat tanya, atau bisa juga dalam sebuah paragraf yang menguraikan identifikasi masalah

Padang masa lampau

Kota Padang adalah salah satu Kota tertua di pantai barat Sumatera di Lautan Hindia. Menurut sumber sejarah pada awalnya (sebelum abad ke-17) Kota Padang dihuni oleh para nelayan, petani garam dan pedagang. Ketika itu Padang belum begitu penting karena arus perdagangan orang Minang mengarah ke pantai timur melalui sungai-sungai besar. Namun sejak Selat Malaka tidak lagi aman dari persaingan dagang yang keras oleh bangsa asing serta banyaknya peperangan dan pembajakan, maka arus perdagangan berpindah ke pantai barat Pulau Sumatera.
Suku Aceh adalah kelompok pertama yang datang setelah Malaka ditaklukkan oleh Portugis pada akhir abad ke XVI. Sejak saat itu Pantai Tiku, Pariaman dan Inderapura yang dikuasai oleh raja-raja muda wakil Pagaruyung berubah menjadi pelabuhan-pelabuhan penting karena posisinya dekat dengan sumber-sumber komoditi seperti lada, cengkeh, pala dan emas.
Kemudian Belanda datang mengincar Padang karena muaranya yang bagus dan cukup besar serta udaranya yang nyaman dan berhasil menguasainya pada Tahun 1660 melalui perjanjian dengan raja-raja muda wakil dari Pagaruyung. Tahun 1667 membuat Loji yang berfungsi sebagai gudang sekaligus tangsi dan daerah sekitarnya dikuasai pula demi alasan keamanan.
Selanjutnya :

7 Agustus 1669,
puncak pergolakan masyarakat Pauh dan Koto Tangah melawan Belanda dengan menguasai Loji-Loji Belanda di Muaro, Padang. Peristiwa tersebut diabadikan sebagai tahun lahir kota Padang.
20 Mei 1784
Belanda menetapkan Padang sebagai pusat kedudukan dan perdagangannya di Sumatera Barat. Padang menjadi lebih ramai setelah adanya Pelabuhan Teluk Bayur.
31 Desember 1799.
Seluruh kekuasaan VOC diambil alih pemerintah Belanda dengan membentuk pemerintah kolonial dan Padang dijadikan pusat kedudukan Residen.

1 Maret 1906.
Lahir ordonansi yang menetapkan Padang sebagai daerah Cremente (STAL 1906 No.151) yang berlaku 1 April 1906.

9 Maret 1950.
Padang dikembalikan ke tangan RI yang merupakan negara bagian melalui SK. Presiden RI Serikat (RIS), No.111 tanggal 9 Maret 1950.

15 Agustus 1950.
SK. Gubernur Sumatera Tengah No. 65/GP-50, tanggal 15 Agustus 1950 menetapkan Pemerintahan Kota Padang sebagai suatu daerah otonom sementara menunggu penetapannya sesuai UU No. 225 tahun 1948. Saat itu kota Padang diperluas, kewedanaan Padang dihapus dan urusannya pindah ke Walikota Padang.

29 Mei 1958.
SK. Gubernur Sumatera Barat No. 1/g/PD/1958, tanggal 29 Mai 1958 secara de facto menetapkan kota Padang menjadi ibukota propinsi Sumatera Barat.

Tahun 1975
Secara de jure Padang menjadi ibukota Sumatera Barat, yang ditandai dengan keluarnya UU No.5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, dengan Kotamadya Padang dijadikan daerah otonom dan wilayah administratif yang dikepalai oleh seorang Walikota.*
Pada awalnya luas Kota Padang adalah 33 Km2, yang terdiri dari 3 Kecamatan dan 13 buah Kampung, yaitu Kecamatan Padang Barat, Padang Selatan dan Padang Timur. Dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tanggal 21 Maret 1980 wilayah Kota Padang menjadi 694,96 Km2, yang terdiri dari 11 Kecamatan dan 193 Kelurahan. Dengan dicanangkannya pelaksanaan otonomi daerah sejak Tanggal 1 Januari 2001, maka wilayah administratif Kota Padang dibagi dalam 11 Kecamatan dan 103 Kelurahan. Dengan Keluarnya Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Pembentukan organisasi Kelurahan Maka jumlah Kelurahan di Kota Padang menjadi 104 Kelurahan.
Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Foto saya
Bekerja dengan benar dan jalani dengan sabar